Illustrasi penderita Angin Duduk
Bukan
tanpa sebab jika penyakit jantung dijuluki the silent killer. Itu
karena 30 persen serangan jantung tidak memiliki gejala dan berakhir dengan
kematian. Banyak juga gangguan kesehatan ringan seperti "masuk angin"
atau "angin duduk" yang sebenarnya merupakan serangan jantung.
Kemarin
ada seorang teman di kantor yang meninggal di usia yang ke-31 dengan status
single. Menurut dokter-dokter yang turut melayat, kemungkinan penyebabnya
adalah angin duduk, karena pagi harinya dia masih masuk kantor, walaupun pada
saat jam istirahat minta ijin pulang karena kepalanya pusing.
Kebetulan
orang tersebut tidur sekamar dengan kakak perempuannya yang juga bekerja di
kantor yang sama,dan masih sempat terbangun karena adiknya menanyakan minyak
kayu putih sekitar setengah 12 malam, lalu paginya waktu dibangunkan pagi hari
untuk berangkat ke kantor, ternyata sang adik sudah meninggal dengan posisi
tidur dengan wajah sedikit menahan rasa sakit, dan kebiruan sekitar leher. Atas
dasar itulah saya informasikan sedikit mengenai angin duduk atau nama kerennya
Sindrom Jantung Koroner Akut.
Angin
Duduk sama dengan Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dalam 15 menit sampai 30
menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal.Padahal, penderita,
sebelumnya terlihat sehat-sehat saja.
Dunia
kedokteran selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah baru
penyakit jantung yang akrab disebut angin duduk. Ternyata, penyakit ini tak
sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan Sindrom Serangan Jantung
Koroner Akut (SSJKA).
Teridentifikasinya
istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr
Teguh Santoso.SpPD, di Jakarta, pekan lalu. Menandai sebuah koreksi besar
terhadap mitos yang berkembang di masyarakat selama ini. Bahwa masuk angin
hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian
hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan pertama.
Jadi,
kata Teguh lagi, jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak
melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks. Segeralah pergi ke
rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan Gawat darurat jantung.
Ingat!!!.
Tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama. Sindrom
serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir banyak disikapi
masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi
minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal,
penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.
Gejalanya:
Muncul keluhan nyeri
ditengah dada, seperti:
- Rasa ditekan
- Rasa diremas-remas,
menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati.
- Rasa terbakar dengan
sesak napas dan keringat dingin.
Keluhan
nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu,serta
punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti
masuk angin atau maag.
Sumber masalah
sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung
(vasokonstriksi).
Penyempitan
ini diakibatkan oleh empat hal :
- Adanya timbunan-lemak
(aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
- sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
- sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
- Vasokonstriksi atau penyempitan
pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
- Infeksi pada pembuluh
darah. Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang
masuk ke dalam jantung.
Ketidak-seimbangan
pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam
istilah medisnya disebut angina.Namun kata Teguh,hendaknya dibedakan antara
keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan
serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard).
Pada
SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena
aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat
sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.
”SSJKA
ini memang mendadak.Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit
lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah
keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan,” kata Teguh.
Masyarakat
diminta waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya penderita sebelum
terserang akan tampak sehat-sehat. Solusi satu- satunya hanyalah melonggarkan
sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku
darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan
supply oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium
antagonis.
Di
tempat terpisah, ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr. Santoso Karo-Karo
MPH, SpJp mengungkapkan kondisi rumah sakit di Indonesia tidak terlalu bisa
diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah sakit terkesan lambat menangani
pasien. Untuk itu ia menyarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya
memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia
pergi.
Obat
antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini
selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan
kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet atau sel
pembeku darah. (DN~*).--







0 komentar:
Post a Comment